Mengutip bbc.com (3/1/2018) Zambia tidak seperti kebanyakan tetangganya, ia telah berhasil menghindari perang dan pergolakan yang telah menandai sebagian besar sejarah pasca-kolonial Afrika.
Negara itu pun mendapatkan reputasi untuk stabilitas politik. Kemudian mengalami pertumbuhan ekonomi yang pesat selama dekade terakhir sebagai penghasil tembaga terbesar kedua di Afrika setelah Kongo.
Zambia berhasil mencapai status berpenghasilan menengah pada tahun 2011. Namun ketergantungannya yang berlebihan pada tembaga membuatnya rentan terhadap jatuhnya harga komoditas.
Negara yang terkurung daratan ini menjadi favorit perusahaan pertambangan karena keberadaan tembaganya yang melimpah.
Melansir artikel theglobalandmail.com oleh Geoffrey York, Perusahaan pertambangan Kanada, termasuk Barrick Gold Corp dan First Quantum Minerals Ltd, termasuk di antara 'Majikan swasta' terbesar Zambia.
Raksasa pertambangan yang berbasis di Swiss Glencore PLC adalah pemain utama lainnya di Zambia karena negara itu.
Tembaga menyumbang 70 persen dari pendapatan ekspor Zambia. Tampak begitu menjanjikan namun rupanya tidak pada praktiknya.
Akibat ketergantungannya yang berlebihan terhadap satu komoditas, Zambia kemudian jatuh ke dalam krisis ketika terjadi penurunan harga tembaga.
Penulis | : | Khaerunisa |
Editor | : | Khaerunisa |
KOMENTAR