Penembakan dimulai sebelum fajar akhir pekan lalu dan berlanjut hingga sore hari.
"Ini seperti genosida, mereka menembaki setiap bayangan," menurut seorang demonstran bernama Ye Htut.
Banyak penduduk kota yang telah melarikan diri, menurut akun di media sosial. Seorang juru bicara junta militer Myanmar tidak dapat dihubungi untuk konfirmasi.
Namun, angka tersebut dibantah oleh pihak militer, yang mengatakan bahwa kudeta pada pemilihan umum November 2020 lalu yang dimenangi oleh partai Aung San Suu Kyi dianggap curang.
Komisi pemilihan pun telah menolak pernyataan tersebut.
Juru bicara Junta Mayjen Zaw Min Tun mengatakan pada konferensi pers pada hari Jumat (9/4) di ibukota Naypyitaw bahwa militer telah mencatat 248 kematian warga sipil dan 16 kematian polisi.
Pihaknya juga menyebut tidak menggunakan senjata otomatis.
Aliansi pasukan etnis di Myanmar yang menentang tindakan keras junta menyerang sebuah kantor polisi di timur pada Sabtu (10/4) menyebut sedikitnya 10 polisi tewas dalam aksi tersebut.
KOMENTAR