- Menghindari pemicu GERD, seperti mengonsumsi kafein, tomat, buah-buahan sitrus, minuman berkarbonasi, dan lainnya.
- Mengelola stres. Kecemasan dan stres bisa memicu gejala GERD, jadi cobalah untuk mengelola stresmu dan melakukan aktivitas relaksasi.
- Mengenakan pakaian nyaman dan longgar, sebab pakaian yang ketat di area pinggang akan menekan perut dan kerongkongan.
- Makan dalam porsi yang lebih kecil tapi sering, sebab makan berlebih bisa memicu GERD.
- Tetap tegak setelah makan, hingga sekitar tiga jam setelahnya atau sebelum tidur.
- Atur tempat tidur agar lebih tegak, sekitar 15 hingga 23 cm. Sebab, refluks asam bisa lebih parah ketika seseorang berbaring.
Pada kasus GERD yang lebih ringan, perubahan gaya hidup memungkinkan tubuh untuk pulih sendiri dan menurunkan risiko kerusakan jangka panjang pada kerongkongan, tenggorokan dan gigi.
Namun, pada beberapa kasus, perubahan gaya hidup saja tidak cukup.
Kasus GERD yang lebih signifikan sering kali perlu diobati dan dikontrol dengan obat-obatan, seperti antasida dan H2 blocker.
Pembedahan juga bisa menjadi pengobatan efektif untuk GERD yang sulit dikendalikan pada orang-orang yang tidak pulih dengan pengobatan lain.
Untuk itu, konsultasi dengan dokter diperlukan untuk menemukan pengobatan yang tepat untuk GERD yang Anda alami.
Setelah gejala GGERD terkendali secara memadai, risiko kerusakan lebih lanjut pada kerongkongan, tenggorokan atau gigi juga akan berkurang.
(kompas.com)
Baca Juga: Awas, Penderita Penyakit Refluks Gastroesofagus Tidak Boleh Tidur Setelah Sahur
Penulis | : | Mentari DP |
Editor | : | Mentari DP |
KOMENTAR