Ia memberikan contoh, Siklon Tropis yang pernah melanda wilayah Indonesia sebelumnya yakni siklon Cempaka tahun 2017 lalu.
Pada Siklon Cempaka, pusat siklon berada di wilayah luat dan yang masuk ke daratan hanyalah bagian ekor siklon saja.
Meski begitu, efek yang terjadi kala itu juga cukup menimbulkan cuaca ekstrem di wilayah selatan jawa seperti Pacitan, Gunung Kidul dan Bantul.
Dwikorita lantas menunjukkan citra satelit dari siklon tropis Cempaka yang sempat menerjang wilayah Jawa Tengah dan DIY bagian selatan pada November 2017 lalu.
"Dan yang masuk ke darat hanya ekor yang warna biru-hijau. Begitu masuk ke darat, sebelumnya langsung pecah terurai. Namun ini (siklon Seroja) mulai berkembang saja sudah kena pulau. Dan itulah yang membuat lebih dahsyat," kata Dwikorita.
Sedangkan siklon Seroja yang terjadi di NTT, pusaran terbesar terjadi di daratan.
Bahkan di awal pembentukannya, kecepatan pusaran siklon ini mencapai 85 km per jam.
"Yang saat ini, mulai berkembang saja sudah kena pulau, itu yang membuat lebih dahsyat, bayangkan saat terbentuk kecepatan pusarannya 85 km per jam," kata dia.
"Saat terbentuk itu sudah masuk di Kupang, yang merahnya yang pusarannya tinggi berada di darat," terangnya.
Penulis | : | K. Tatik Wardayati |
Editor | : | K. Tatik Wardayati |
KOMENTAR