Namun KGB juga gagal, karena Soekarno tidak menyembunyikan kehidupan cintanya.
Soekarno dengan terbuka mendukung poligami, dengan memiliki 4 istri resmi sementara menjaga pernikahan "de fakto" dengan istri kelima, seperti dijelaskan Elizabeth Martyn di The Women's Movement in Postcolonial Indonesia.
Tidak heran upaya KGB menjebaknya gagal total, bahkan disebut-sebut Soekarno meminta rekaman aktivitasnya dengan kru pramugari tersebut.
Namun CIA tidak tahu jika KGB gagal menjebak Soekarno, dan kemudian mereka terus-terusan menyebarkan gosip jika Soviet menjebak Soekarno dengan 'rekaman di pesawat'.
CIA juga saat itu mulai melakukan aksi paramiliter ke Indonesia.
CIA melatih dan mempersenjatai puluhan ribu pemberontak dan "tentara penyelamat" dari Filipina, Taiwan, dan AS di pangkalan militer di Okinawa, Filipina, dan Singapura, menurut Blum.
Akhirnya pemberontakan terjadi pada awal tahun 1958, dan CIA terus-terusan menyediakan senjata untuk menggempur Indonesia, tapi pemberontakan itu kurang efektif.
Akhirnya CIA menggunakan senjata alternatif yaitu propaganda jika Soekarno mudah tergoda dengan wanita.
Penulis | : | Maymunah Nasution |
Editor | : | Maymunah Nasution |
KOMENTAR