Intisari-Online.com - Jika di Benua Asia ada China, maka di Benua Eropa ada Rusia.
Ketika puluhan pasukan Angkatan Laut mengepung China di Laut China Selatan, mendadak pasukan Rusia bergerak masuk ke wilayah Ukraina.
Sikap Rusia lantas membuat panik pemerintah Ukraina.
Mereka pun segera memutar otak dan akhirnya memutuskan meminta bantuan NATO.
Diketahui NATO adalah organisasi internasional untuk keamanan bersama.
Anggota NATO antara lain Amerika Serikat (AS), Inggris, Prancis, dan sebagian besar negara Eropa.
Tentu saja Rusia tidak termasuk anggota NATO. Justru mereka disebut sebagai musuh bersama.
Nah, melihat hal ini Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskiy dilaporkan telah dengan Sekretaris Jenderal NATO Jens Stoltenberg.
Dia ingin Ukraina bergabung dengan NATO. Sebab ini mungkin jadi satu-satunya cara untuk mengakhiri perang Donbass.
"Jika Ukraina jadi anggota NATO, maka itu akan menjadi sinyal nyata bagi Rusia," kata Presiden Zelenskiy seperti dilansir dari express.co.uk pada Rabu (7/4/2021).
Zelenskiy juga meminta lebih banyak kehadiran militer NATO di wilayah Laut Hitam sebagai tanggapan atas meningkatnya kehadiran pasukan Rusia sejak Maret.
Ini terjadi setelah dua tentara lagi tewas dalam pertempuran yang sedang berlangsung antara separatis Rusia di wilayah Donbass dan pasukan Ukraina.
Sejak dimulainya konflik pada tahun 2014 setelah Rusia menginvasi Krimea, 14.000 orang telah tewas dan sejauh tahun 2021 ini ada 24 tentara yang gugur.
Ukraina juga meminta menjamin dukungan Barat dalam masalah ini.
Sebab, Presiden Zelenskiy juga telah meminta bantuan kepada negara-negara seperti Kanada yang memiliki komunitas imigran Ukraina yang sudah lama.
Berbicara kepada Perdana Menteri Kanada Justin Trudeau, Zelenskiy berkata: "Sebagai mitra khusus Ukraina, Kanada dapat memimpin di antara sekutu yang mendukung solusi MAP (Rencana Aksi Keanggotaan NATO) untuk Ukraina."
"Dukungan Kanada akan menjadi sinyal penting dari dukungan dari sahabat sejati."
Sementara itu Kremlin dengan tegas membantah seruan Ukraina untuk bergabung dengan NATO.
Sebab, jika Ukraina benar-benar bergabung dengan NATO, maka situasi malahan akan lebih memanas.
Bahkan Rusia yakin warga Ukraina yang tinggal di sebelah timur menentang keanggotaan NATO.
Diketahui, perang di Donbass terjadi Maret 2014.
Konflik itu pecah antara kelompok pro-Rusia dan anti-pemerintah di Oblast Donetsk dan Lugansk setelah pergerakan Euromaidan berhasil menjatuhkan pemerintahan Viktor Yanukovych yang pro-Rusia
Namun, Rusia percaya diri bahwa Ukraina masih sangat berada di bawah pengaruh Rusia.
Jadi, tidak mungkin Ukraina mau meminta tolong ke negara-negara barat.
Penulis | : | Mentari DP |
Editor | : | Mentari DP |
KOMENTAR