Selama beberapa dekade, sejarah "wanita penghibur" tidak terdokumentasi dan tidak diperhatikan.
Ketika masalah itu dibicarakan di Jepang, hal itu dibantah oleh pejabat yang bersikeras bahwa "stasiun penghibur" tidak pernah ada.
Kemudian, pada 1980-an, beberapa wanita mulai berbagi cerita.
Pada tahun 1987, setelah Republik Korea Selatan menjadi negara demokrasi liberal, para wanita mulai membahas penderitaan mereka di depan umum.
Pada tahun 1990, masalah tersebut berkobar menjadi perselisihan internasional ketika Korea Selatan mengkritik penyangkalan pejabat Jepang atas peristiwa tersebut.
Di tahun-tahun berikutnya, semakin banyak wanita maju untuk memberikan kesaksian.
Pada 1993, pemerintah Jepang akhirnya mengakui kekejaman tersebut. Namun, sejak itu, masalah tersebut tetap memecah belah.
Pemerintah Jepang akhirnya mengumumkan akan memberikan reparasi kepada “wanita penghibur” Korea yang masih hidup pada tahun 2015, tetapi setelah ditinjau, Korea Selatan meminta permintaan maaf yang lebih kuat.
(*)
Ingin mendapatkan informasi lebih lengkap tentang panduan gaya hidup sehat dan kualitas hidup yang lebih baik?
Langsung saja berlangganan Majalah Intisari. Tinggal klik di sini
Penulis | : | Khaerunisa |
Editor | : | Khaerunisa |
KOMENTAR