SAS telah bertempur di Afghanistan sejak 2001, lebih lama dari perang mana pun dalam sejarah resimen itu, menurut beberapa sumber.
Publik diberitahu pada akhir 2014 bahwa pasukan Inggris telah ditarik dari Afghanistan. Namun, beberapa tentara Inggris tetap tinggal untuk membantu membuat dan melatih unit pasukan khusus Afghanistan.
Meskipun secara resmi hanya memiliki "penasihat" di negara itu, pasukan rahasia Inggris secara konsisten memerangi ISIS dan Taliban.
Pada 2018, SAS dilaporkan berperang hampir setiap hari di Afghanistan, biasanya untuk mendukung pasukan komando Afghanistan yang memimpin pertempuran melawan Taliban.
Pada Februari 2018, Inggris menggandakan jumlah pasukan SAS di Afghanistan dari sekitar 50 menjadi lebih dari 100.
Pada Juli 2018, “lusinan” lebih pasukan khusus dikirim ke Afghanistan sebagai bagian dari kontingen yang terdiri dari 490 tentara tambahan yang dikerahkan untuk bergabung dengan hampir 650 tentara yang sudah ada di sana.
Pada Maret 2019, Pentagon meminta pasukan khusus Inggris untuk memainkan peran kunci dalam operasi kontra-teroris di Afghanistan. Ini mengikuti keputusan Presiden AS Donald Trump untuk menarik pasukan AS keluar dari negara itu.
Baca Juga: Tips Bagi Penderita Penyakit Refluks Gastroesofagus di Bulan Puasa
2. Irak
Ratusan tentara Inggris telah dikerahkan di Irak untuk melatih pasukan keamanan lokal. Tetapi mereka juga terlibat dalam operasi pertempuran rahasia melawan ISIS.
Pada awal 2016, Inggris dilaporkan memiliki lebih dari 200 tentara pasukan khusus di negara itu, yang beroperasi di pangkalan berbenteng di dalam kamp Kurdi Peshmerga dekat Mosul di Irak utara.
Pada Mei 2016, pasukan khusus diberi lampu hijau untuk melakukan serangan parasut rahasia yang melibatkan pasukan komando SAS dan SBS yang dikirim untuk mendukung pasukan Kurdi dan Irak memerangi ISIS, dengan kendaraan kecil, senapan mesin berat, dan mortir.
SAS di Irak juga dilaporkan pada tahun 2016 telah diberi daftar "bunuh atau tangkap" hingga 200 warga Inggris yang telah bergabung dengan kelompok Negara Islam.
Pada Mei 2019, sekitar 30 tentara SAS dan SBS dilaporkan sedang mengerjakan misi "bunuh atau tangkap" untuk memburu pemimpin ISIS Abu Bakr al-Baghdadi di Irak.
Penulis | : | Khaerunisa |
Editor | : | Khaerunisa |
KOMENTAR