Intisari-online.com -Warga Desa Tamilow, Kecamatan Amahai, Kabupaten Maluku Tengah, Provinsi Maluku Tengah, ketiban rejeki berupa emas yang muncul di pesisir pantai desa tersebut.
Melansir Kompas.com, pasca-penemuan butiran emas di pesisir pantai desa itu, warga berbondong-bondong mendulang emas.
Mereka menggunakan peralatan seadanya untuk mendulang emas dan ada yang bisa mendapatkan emas sampai 10 gram.
Siapa sangka kejadian serupa pernah terjadi di luar negeri.
Akhir September 2020 lalu, nelayan di Guaca, Venezuela, bersyukur atas jatuhnya 'durian runtuh' di pesisir pantai tempat mereka tinggal.
Mengutip The New York Times, salah seorang nelayan, Yolman Lares, bercerita ia saat itu berjalan menuju pondok beratap seng di tepi pantai Karibia, Venezuela, saat ia melihat sesuatu yang berkilau di sepanjang pantai.
Kemudian ia menggarukkan tangannya melalui pasir dan menarik medali emas dengan gambar Virgin Mary.
Desa Guaca dulunya adalah pusat industri perdagangan ikan Venezuela.
Namun kini karena tidak ada bensin, desa tersebut benar-benar miskin dan sebagian besar tempat-tempat pengemasan ikan kecil-kecilan sudah ditutup.
Di tengah penderitaan itu, para penduduk mendapatkan sebuah keajaiban yang tiada tara.
"Aku mulai gemetar, aku menangis karena kebahagiaan," ujar Lares (25).
"Itu adalah pertama kalinya sesuatu yang istimewa terjadi padaku."
Segera ia memberitahu mertuanya yang juga seorang nelayan, dan kabar penemuan itu menyebar dengan cepat.
Segera, hampir seluruh penduduk telah bergabung dalam hiruk pikuk pencarian harta karun.
Mereka menyusuri setiap inci pantai itu, menggali di sekitar perahu ikan yang bobrok, bahkan tidur di pantai guna melindungi petakan tanah mereka dan kekayaan yang tersembunyi di dalamnya.
Sejak akhir September, pencarian mereka telah mendapatkan ratusan perhiasan emas dan perak, ornamen, dan nugget emas yang tersapu ke pantai mereka.
Temuan itu menawarkan warga desa sebuah penangguhan hukuman yang membingungkan dan menakjubkan dari keruntuhan ekonomi Venezuela yang tampaknya tidak berujung.
Meskipun rezeki itu berumur pendek, tapi warga pesisir Guaca begitu bersyukur karenanya.
Lusinan penduduk desa mengatakan mereka telah menemukan setidaknya satu benda berharga, biasanya cincin emas, dengan desas-desus beberapa menjual penemuan mereka dengan harga 1500 Dollar AS.
Bagi para warga, kekayaan yang tidak terkira itu adalah pesan harapan.
"Ini adalah tindakan Tuhan, ini adalah agenda-Nya," ujar Ciro Quijada, pekerja tempat penyimpanan ikan lokal yang menemukan cincin emas.
Tidak ada yang tahu dari mana emasnya berasal dan bagaimana bisa tersebar sepanjang ratusan kaki di pantai sempit Guaca di hari kerja.
Misteri telah merebak dengan cerita rakyat, dan penjelasan masyarakat adalah legenda bajak laut Karibia.
Cerita rakyat itu merebak luas lewat tradisi umat Kristen dan ketidakpercayaan luas kepada pemerintah Venezuela.
Garis pantai bergerigi di sekitar Guaca, di semenanjung Paria Venezuela, diselingi dengan teluk dan pulau yang telah lama menjadi perlindungan bagi para petualang.
Di semenanjung inilah tahun 1498 kala Christopher Columbus menjadi bangsa Eropa pertama yang menginjakkan kaki di benua Amerika Selatan, berpikir ia telah menemukan pintu masuk Gerbang Surga.
Kemudian, garis pantai itu secara teratur digerebek oleh bajak laut Belanda dan Perancis.
Kini, tempat itu malah menjadi surga untuk penyelundup narkoba dan bahan bakar dan bagi bajak laut modern yang ingin memangsa para nelayan.
Foto-foto penemuan emas segera diunggah ke Facebook dan dengan segera berita menyebar di seluruh Venezuela.
Namun karena terpencilnya daerah itu, dengan kelangkaan bensin yang meluas dan karantina virus Corona mencegah demam emas nasional.
Pengujian kimia oleh The New York Times untuk serangkaian emas yang ditemukan di pantai Guaca tunjukkan emas-emas itu diproduksi di Eropa pada 10 tahun terakhir.
Pasalnya rantai emas yang ditemukan warga dibuat dengan emas 18 karat kualitas premium yang tidak biasa ditemukan di produksi perhiasan lokal Venezuela.
Sampai sekarang sumber harta karun Guaca tidak pernah diketahui.
Para warga hampir dengan cepat menjual obyek yang mereka temukan untuk membeli makanan.
Ingin mendapatkan informasi lebih lengkap tentang panduan gaya hidup sehat dan kualitas hidup yang lebih baik?Langsung saja berlangganan Majalah Intisari. Tinggal klik di sini