Perusahaan yang berbasis di Inggris tersebut beroperasi di lebih dari 350 lokasi di 43 negara dan saat ini sedang mengerjakan dua proyek bersama dengan militer Israel di wilayah Palestina yang diduduki.
Demikian diberitakan TheMarker, surat kabar harian bisnis berbahasa Ibrani.
Salah satu proyek tersebut adalah dengan mendirikan 27 pos pemeriksaan biometrik di wilayah Tepi Barat yang diduduki, termasuk stasiun identifikasi dan inspeksi baru yang digunakan untuk memantai pekerja Palestina yang menyeberang ke Israel.
Proyek kedua adalah penggunaan teknologi pengenalan wajah melalui kamera di dalam wilayah Tepi Barat yang diduduki untuk memantau warga sipil Palestina, menurut TheMarker.
Penggunaan teknologi Anyvision yang umumnya digunakan di bandara, atau tempat publik lainnya.
Seperti stadion olahraga itu, dimanfaatkan Israel untuk menargetkan warga Palestina, menjadi hal yang belum pernah terjadi sebelumnya.
Menurut salah satu pendiri sekaligus kepala eksekutif Anyvision, Eylon Etshtein, perusahaannya hanya menjual teknologinya kepada negara demokrasi yang peka terhadap bias ras dan gender.
(*)
Penulis | : | Muflika Nur Fuaddah |
Editor | : | Muflika Nur Fuaddah |
KOMENTAR