"Lihatlah kami, kami kelaparan. Kami sedang sekarat. Kelas menengah telah hilang," katanya seperti yang dikutip Reuters.
Komite parlemen Lebanon membahas pinjaman darurat untuk perusahaan listrik milik negara setelah menteri energi memperingatkan bahwa, tanpa uang lebih, lampu akan padam di seluruh Lebanon pada akhir bulan.
Anggota parlemen hanya berhasil menjanjikan US$ 200 juta dari US$ 1 miliar yang diminta, dan jumlah itu sekarang membutuhkan persetujuan parlemen untuk disahkan.
Perdana menteri sementara Lebanon, Hassan Diab, mengatakan ada upaya untuk mengamankan kredit karena bahan bakar untuk pembangkit listrik hampir habis.
Dia juga mengatakan subsidi barang-barang kebutuhan pokok ditanggung hingga Juni.
Prospek bahwa subsidi tersebut dapat dibatalkan telah memicu kekhawatiran akan meningkatnya kelaparan dan peringatan bencana dari Perserikatan Bangsa-Bangsa.
Sumber resmi yang menolak disebutkan namanya mengatakan kepada Reuters bahwa dana sebesar US$ 1,0-1,5 miliar tetap ada dalam pot untuk subsidi, yang mencakup barang-barang termasuk gandum, bahan bakar, dan obat-obatan.
Sumber tersebut mengatakan cadangan devisa sekarang mencapai sekitar US$ 16 miliar, dibandingkan dengan perkiraan bank sentral sebesar US$ 19,5 miliar pada bulan Agustus.
Source | : | Kontan.co.id |
Penulis | : | K. Tatik Wardayati |
Editor | : | K. Tatik Wardayati |
KOMENTAR