Pada pagi hari tanggal 9 Maret, Taniguchi akhirnya dapat memenuhi janjinya pada tahun 1945 ketika dia bertemu Onoda di pembukaan hutan dan menyerahkan perintah resmi negaranya untuk mundur.
Taniguchi mengatakan dia akan kembali untuknya dan dia berpikir tak lama, perkiraan semula lima tahun.
Maka, setelah dua puluh sembilan tahun dengan rajin berperang dalam Perang Dunia Kedua terutama melawan para petani di Pulau Lubang, Hiroo Onoda akhirnya menyerah.
Dia menyerahkan senapan bolt-action Arisaka Type 99, lima ratus butir amunisi, pisau dan granatnya.
Sosok kurus, masih mengenakan seragam tentara Jepang 1940-an yang compang-camping, naik pesawat ke Manilla di mana dia menyerahkan pedangnya kepada Presiden Ferdinand Marcos.
Marcos menerima penyerahan prajurit itu dan secara resmi memaafkannya.
Bagi Letnan Hiroo Onoda, perang akhirnya berakhir.
Dia adalah tentara Jepang kedua yang menyerah.
Orang terakhir yang bertahan, Prajurit Teruo Nakamura, akhirnya menyerahkan dirinya pada tanggal 18 Desember 1974.
Penulis | : | K. Tatik Wardayati |
Editor | : | K. Tatik Wardayati |
KOMENTAR