Dia telah diberi perintah, dan sejauh yang dia ketahui, tidak ada selebaran palsu Amerika yang akan menghentikan tindakannya.
Maka dimulailah perang gerilya selama bertahun-tahun melawan penduduk sipil Lubang, pasukan polisi lokalnya dan beberapa regu pencari Filipina dan Amerika dikirim untuk mencoba menemukan mereka.
Para petani setempat tidak punya pilihan lain selain terbiasa dengan gagasan bahwa sekelompok tentara Jepang dapat tiba-tiba keluar dari hutan tanpa peringatan dan mencuri ternak mereka, membakar silo beras mereka, membakar ladang mereka dan bahkan menembak mati mereka.
Semakin curiga bahwa perang mungkin akan berakhir, Akatsu memutuskan untuk melepaskan diri dari kelompok itu pada September 1949.
Ia menghabiskan enam bulan di hutan sendirian sebelum akhirnya menyerah kepada orang Filipina pada tahun 1950.
Ia pun memberi pihak berwenang beberapa informasi tentang kelompok tersebut, yang kemudian membuat selebaran lain diturunkan dari udara pada tahun 1952 di mana surat dan foto keluarga disebarkan ke seluruh hutan.
Tiga tentara yang tersisa menemukan selebaran-selebaran itu, tetapi sekali lagi menganggapnya palsu.
Tahun berikutnya, Prajurit Shimada ditembak di kaki saat penggerebekan di sebuah desa nelayan.
Meskipun kondisi tempat tinggal para pria itu tidak bersih, Onoda dapat merawat rekannya yang terluka hingga sembuh.
Penulis | : | K. Tatik Wardayati |
Editor | : | K. Tatik Wardayati |
KOMENTAR