Televisi, menurut mereka, adalah kemewahan yang hanya cocok untuk negara-negara kaya dan mapan secara ekonomi.
Pemerintah juga khawatir bahwa acara televisi dan barat akan mencairkan budaya Ibrani dan mengubah pandangan politik masyarakat.
Selain itu, televisi akan mengurangi waktu yang bisa digunakan orang untuk membaca, menonton teater, dan berpartisipasi dalam kegiatan sosial.
Sehingga, kehadiran televisi dinilai dapat mengancam norma-norma tradisional dan kehidupan keluarga.
Politisi menunda memperkenalkan televisi selama mungkin, sampai mereka merasa membutuhkannya selama konflik 1967 dengan Arab.
Tidak adanya sistem penyiaran sentral membuat berita tentang perang tidak dapat dengan cepat disebarluaskan di antara warga.
Kemudian, pemerintah menyadari bahwa mereka membutuhkan alat untuk memerangi propaganda Arab.
Penulis | : | Tatik Ariyani |
Editor | : | Tatik Ariyani |
KOMENTAR