Angka tersebut dikatakan akan sejalan dengan keseluruhan arahan militer
Kanada, yang telah menetapkan tujuan yang sama.
"Kami adalah pemberi kerja dengan kesempatan yang sama," kata Rouleau.
"Kami ingin memiliki lebih banyak wanita di angkatan," tegasnya.
Namun, itu lebih mudah diucapkan daripada dilakukan.
Rouleau mencatat hanya segelintir wanita yang saat itu bertugas di komando pasukan khusus dan unit yang menanggapi insiden kimia, biologis, dan radioaktif.
Beberapa bahkan telah mencoba JTF-2, tetapi tidak ada yang mengikuti kursus pelatihan, karena mereka gagal lolos, katanya.
Agar berhasil, kata Day, diperlukan perubahan budaya di dalam pasukan khusus yang mengakui tidak hanya nilai perempuan di lapangan, tetapi fakta bahwa pasukan elit mampu melakukan lebih dari sekedar menyerang target.
Pengenalan pertama perempuan ke dalam jajaran pasukan khusus pada
tahun 2003-2004 "tidak berjalan dengan baik karena secara organisasi
kami sangat tidak dewasa dalam memahami seperti apa proses seleksi
nantinya," kata Day.
Penulis | : | Khaerunisa |
Editor | : | Khaerunisa |
KOMENTAR