Kemudian Soeharto menjawab bahwa Timor Timur bisa menjadi 'duri di mata Australia dan duri di punggung Indonesia'.
Kepala Urusan Luar Negeri, Alan Renouf, menulis bahwa Whitlam mengubah posisi Australia dengan mengadopsi kebijakan dua cabang ketika dua poin tidak dapat didamaikan:
"Whitlam jelas tidak ingin ada lagi negara mini yang dekat dengan Australia di Asia Tenggara atau Pasifik Selatan. Karena itu, dia tidak menginginkan Timor Timur merdeka; merger dengan Indonesia adalah satu-satunya jawaban," dikutip The Strategis.
Sebulan kemudian, mayor jenderal yang bertanggung jawab atas operasi khusus Indonesia menyatakan bahwa sampai kunjungan Whitlam ke Jakarta, 'mereka masih ragu-ragu tentang Timor. Namun dukungan Perdana Menteri untuk gagasan penggabungan ke Indonesia telah membantu mereka memantapkan pemikiran mereka dan mereka sekarang sangat yakin dengan kebijaksanaan ini.'
Indonesia menginvasi Timor Leste dengan operasi militer yang dikenal sebagai 'Operasi Seroja' dimulai pada 7 Desember 1975.
Pada Juli 1976, parlemen Indonesia mendeklarasikan Timor Leste sebagai provinsi ke-27 di negara itu.
Diperkirakan sebanyak 200.000 orang tewas dalam pertempuran, pembantaian, dan kelaparan paksa selama kurang lebih seperempat abad pendudukan Indonesia.
Fretilin dan sayap bersenjatanya, Falintil, dipukul mundur ke pedalaman pulau bersama puluhan ribu penduduk sipil.
Penulis | : | Khaerunisa |
Editor | : | Khaerunisa |
KOMENTAR