Pada periode 2010-2019, militer Myanmar memberi peralatan senjata Rusia senilai 807 juta dollar AS, menurut SIPRI.
Kendaraan militer buatan Rusia yang digunakan oleh tentara Myanmar pada saat kudeta, mungkin baru diserahkan oleh Moskow sekitar 2-3 tahun yang lalu.
Pembelian ini tidak pernah diumumkan oleh sumber resmi Myanmar, kata Siemon Wezeman, peneliti senior di SIPRI.
Beberapa diplomat Asia tidak terkejut dengan tanda Rusia dalam kudeta di Myanmar, menurut Nikkei.
Mereka mengatakan Jenderal Aung Hlaing, panglima tertinggi tentara Myanmar, adalah orang yang membangun hubungan pertahanan dengan Rusia selama beberapa dekade terakhir, untuk menghindari ketergantungan pada China .
Militer Myanmar telah melakukan strategi dengan membangun hubungan pertahanan dengan Rusia.
Untuk memperluas opsi pembelian senjata serta meningkatkan hubungan diplomatik antara kedua negara.
Dalam hal kerja sama, militer Myanmar tampaknya memiliki komitmen yang lebih komprehensif dengan Rusia.
Source | : | Nikkei Asian Review |
Penulis | : | Afif Khoirul M |
Editor | : | Afif Khoirul M |
KOMENTAR