Pada kedua kecelakaan itu sistem 737 Max mendorong hidung ke bawah berulang kali berdasarkan pembacaan sensor yang salah, dan pilot tidak dapat memperoleh kendali kembali.
Max dilarang terbang di seluruh dunia mulai Maret 2019, beberapa hari setelah kecelakaan kedua.
Laporan oleh komite dari DPR dan Senat AS menyalahkan Boeing dan Adminstrasi Aviasi Federal AS (FAA) atas kegagalan dalam proses memberi izin kelaikan pesawat.
Boeing dituntut dengan satu dakwaan konspirasi untuk menipu AS.
Pabrik pesawat terbesar AS tersebut menghadapi perjanjian penuntutan tiga tahun yang ditangguhkan, dan tuduhan akan dicabut jika perusahaan mematuhi perjanjian tersebut.
"Kecelakaan tragis Lion Air Penerbangan 610 dan Ethiopian Airlines Penerbangan 302 mengungkap perilaku curang dan menipu oleh karyawan salah satu produsen pesawat komersial terkemuka dunia," kata Penjabat Asisten Jaksa Agung David P. Burns.
"Karyawan Boeing memilih jalur keuntungan daripada keterusterangan dengan menyembunyikan informasi material dari FAA mengenai pengoperasian pesawat 737 Max dan terlibat dalam upaya untuk menutupi penipuan mereka."
Boeing mengakui dalam dokumen pengadilan jika 2 dari 737 Max Flight Technical Pilot menipu FAA mengenai sistem keamanan utama terkait dua kecelakaan fatal tersebut.
Penulis | : | Maymunah Nasution |
Editor | : | Maymunah Nasution |
KOMENTAR