Intisari-Online.com - Ada kabar buruk datang dari perbatasan China dan India.
Dilaporkan dua negara tetangga itu berada di ambang batas perang habis-habisan.
Ini terjadi setelah Angkatan Darat India menduduki ketinggian jangkauan strategis Kailash pada akhir Agustus.
Hal itu dikonfirmasi Komandan tertinggi Angkatan Darat India, Letnan Jenderal Y.K Joshi.
Dilansir dari express.co.uk pada Senin (22/2/2021), dia mengatakan langkah India untuk menduduki daerah itu merupakan titik balik dalam pembicaraan pelepasan dengan China.
Komandan tertinggi Angkatan Darat India tersebut menjelaskan bagaimana kondisi dua negara.
Dilaporkan Tentara Pembebasan Rakyat (PLA) China memindahkan tank ke atas.
Sementara tentara India yang membawa peluncur roket.
"Hal termudah adalah menarik pelatuk setelah melihatnya di garis bidik pemandangan teleskopik," kata Letnan Jenderal Joshi menurut Eurasian Times.
Pada bulan Agustus 2020, Angkatan Darat India menduduki Rechin La yang penting secara strategis.
Rechin La sendiri merupakan jalur perbatasan pegunungan yang terletak di Garis Kontrol Aktual (LAC).
Pasukan India ditempatkan di atas punggung bukit yang membentang dari selatan Pangong Tso hingga Spanggur Tso.
Menurut para analisi, ada alasan mengapa militer India nekat untuk menduduki tempat tinggi.
Artinya mereka memiliki posisi yang menguntungkan secara taktis di Lembah Chushul yang memberi mereka pengaruh yang lebih besar.
Letnan Jenderal Joshi mengatakan kepada Editor Pertahanan CNN-News18 Shreya Dhoundial tentang mengapa Angkatan Darat India memilih untuk mendominasi Rechin La.
“Kailash Range diisi dengan suatu tujuan."
“Awalnya China mengejutkan kami dengan menduduki sebagian wilayah kami hingga begitu dekat dari tepi utara."
"Ditambah negosiasi tidak berjalan baik."
“Kami mengadakan lima pertemuan negosiasi dan tidak menghasilkan apa-apa."
"Lalu, saya mendapat instruksi dari atasan saya. Menurutnya kami perlu bertindak tegas."
Letnan Jenderal Joshi menjelaskan bahwa pendudukan daerah itu dilakukan untuk memperoleh beberapa keberhasilan di meja perundingan.
“Itu adalah titik balik terbesar dalam seluruh situasi yang terjadi di timur Ladakh pasca-5 Mei.”
Sehingga Letjen Joshi mengakui bahwa dalam situasi ini, ketegangan bisa meledak menjadi konflik bersenjata.
Komentarnya datang saat India dan China menyelesaikan penarikan pasukan dari kawasan Danau Pangong Tso pada hari Sabtu lalu.
Kedua belah pihak mengatakan mereka akan bekerja untuk mengurangi ketegangan di bagian lain dari Garis Kontrol Aktual yang disengketakan.
Tapi sepertinya itu tidak terjadi.
Bukannya mundur. Kedua pasukan malah sama-sama mengambil jalur maju.
"Selama sembilan bulan terakhir, inilah momen yang sangat sangat menantang," tutup Letnan Jenderal Joshi.
Penulis | : | Mentari DP |
Editor | : | Mentari DP |
KOMENTAR