Bank berperan sebagai perantara antara investor dan tenaga kerja yang mereka butuhkan, dalam bentuk transmigran.
Tencatat bahwa Bank Dunia mengambil bagian besar dalam upaya merekrut para tunawisma dan tahanan politik untuk mengirim mereka ke lokasi transmigrasi yang paling terisolasi dan paling tidak diinginkan.
Bank Dunia juga mendukung pemerintah dalam perampasan tanah milik masyarakat adat, meskipun tidak pernah secara resmi dimiliki.
Pada akhir 1980-an, banyak kritik tajam yang disuarakan dari dalam dan luar nusantara, menuduh Bank Dunia mengambil bagian dalam proyek dominasi geopolitik dengan sederet efek samping sosial dan ekologis yang negatif.
Bank Dunia memang memainkan peran modal dalam proyek ini, yang menyebabkan kerugian yang tidak dapat diperbaiki.
Kerusakan ini termasuk menekan masyarakat adat di pulau terluar dan melanggar hak kepemilikan tanah mereka.
Mereka melibatkan biaya selangit menanggung 7.000 dolar per keluarga menurut perkiraan Bank Dunia (Rp98 juta dalam kurs hari ini).
Menurut penelitian Bank Dunia 1986, 50% keluarga pengungsi hidup di bawah garis kemiskinan dan 20% di bawah tingkat penghidupan.
Sementara itu, mereka tidak menyelesaikan masalah kepadatan di Jawa, tetapi menyebabkan deforestasi besar-besaran di pulau-pulau terluar.
Source | : | CADTM.ORG |
Penulis | : | Afif Khoirul M |
Editor | : | Afif Khoirul M |
KOMENTAR