Program transmigrasi mulai menarik perhatian lembaga kreditor pada awal tahun 1970-an, ketika Soeharto sudah mendesak untuk meluncurkan kembali proyek tersebut.
Pada saat itu, ambisi tinggi Presiden kekurangan modal keuangan dan teknologi yang dibutuhkan untuk melaksanakannya.
Sedikit demi sedikit, beberapa lembaga pembangunan internasional akan menyediakan modal yang dibutuhkan.
Bank Dunia adalah sumber utama pendanaan luar, terutama selama lima belas tahun masa keemasan program (1974-1989), tetapi juga di tahun-tahun berikutnya.
Jadi, ada baiknya untuk melihat lebih dekat bagian yang dimainkan Bank Dunia.
Pinjaman Bank Dunia yang diberikan antara tahun 1976 dan 1986, tahun-tahun paling aktif program tersebut, berjumlah 630 juta dolar (8,8 triliun) tetapi sekitar 130 juta dolar (Rp1,8 triliun) dibatalkan, sehingga kontribusi Bank Dunia turun menjadi 500 juta dolar (Rp7 triliun).
Tetapi, nilai tersebut dihitung dalam kurs Dollar ke Rupiah, pada hari ini
Kontribusi ini tidak terbatas pada dukungan finansial.
Ini juga melibatkan dukungan politik karena menarik jutaan dolar lebih banyak untuk mendukung proyek tersebut.
Seperti bantuan dari pemerintah Belanda, Jerman, dan AS, dari Bank Pembangunan Asia, UNDP, dan Program Pangan Dunia.
Source | : | CADTM.ORG |
Penulis | : | Afif Khoirul M |
Editor | : | Afif Khoirul M |
KOMENTAR