Malam berikutnya Hr. Ms. Tjerk Hiddes pergi untuk ketiga kalinya dan terakhir kalinya ke Timor.
Kali ini penjajah Portugis dan penduduk sipil Timor harus dikumpulkan di Aliambeta, di pantai selatan Timor.
Sekitar pukul 23:00 pada tanggal 18 Desember, sinyal pertama dipertukarkan dengan orang-orang di pantai dan setengah jam kemudian pendaratan material bantuan dimulai dan lebih dari 310 pengungsi dan 4 ton karet berharga naik ke pesawat.
Bahkan sebelum pukul 01:00 kapal perusak Belanda sudah kembali siap untuk diberangkatkan.
Pada dini hari tanggal 19 Desember, para Beaufighters muncul di atas kapal yang berlabuh sekitar pukul 11:00 di Port Darwin.
Dikatakan, operasi Timor oleh Tjerk Hiddes benar-benar sukses dan caranya dilaksanakan merupakan contoh kinerja militer yang efektif.
Selama tiga perjalanan ke dan dari Timor tidak ada satu pun pesawat Jepang yang terlihat, itu karena hasil pengamatan intelijen terhadap jadwal penerbangan pengintaian Jepang.
Manuver yang sangat baik dan bongkar muat yang cepat dari perahu lipat dan peluncuran motor membuat keberhasilan operasi selesai.
Dalam sebuah artikel bulan Februari 1960, di majalah Amerika US Naval Institute Proceedings, operasi Timor di Hr. Ms. Tjerk Hiddes dianalisa secara ekstensif dan kapalnya disebut Timor-ferry.
Terlepas dari kekalahan pasukan sekutu dari pasukan Jepang di Pulau Timor, penyeberangan berani yang menghasilkan evakuasi sukses itu sangat dipuji.
(*)
Ingin mendapatkan informasi lebih lengkap tentang panduan gaya hidup sehat dan kualitas hidup yang lebih baik? Langsung saja berlangganan Majalah Intisari. Tinggal klik di https://www.gridstore.id/brand/detail/27/intisari
Penulis | : | Khaerunisa |
Editor | : | Khaerunisa |
KOMENTAR