Pada 2013 silam, kawasan yang sama pernah dilanda bencana banjir bandang akibat tanah longsor menyusul hujan lebat.
Sebanyak 6.000 orang dikabarkan tewas, sementara desa-desa penduduk hanyut terbawa terjangan air.
China: Air sebagai properti negara
Di bagian utara Himalaya, China pun mencatat kenaikan intenstitas bencana di sungai-sungai besarnya. Tahun lalu, banjir di sungai Yangtse menewaskan ratusan orang dan menghanyutkan ribuan rumah.
Pegiat lingkungan menilai bencana tersebut merupakan indikasi menguatnya dampak perubahan iklim. Serupa halnya India, China juga giat membendung sungai demi mengalihkan air ke kawasan yang lebih kering.
Saat ini pemerintah sedang menggiatkan pembangunan kanal Irigasi Selatan-Utara, sebuah proyek irigasi lintas generasi yang berupaya memindahkan air dari Tibet ke perbatasan Gurun Gobi di utara dan sudah dimulai sejak era Mao Zedong.
Namun pemerintah di Beijing berdalih proyek irigasi tersebut justru memudahkan pengendalian banjir. China juga giat membiayai proyek bendungan di negara lain yang juga dialiri sungai-sungai dari Himalaya, seperti di Pakistan atau negara-negara Mekong di Asia Tenggara.
Adapun rencana pembangunan bendungan irigasi di sungai Brahmaputra memicu kekhawatiran di Bangladesh yang berada di bagian hilir.
Penulis | : | Maymunah Nasution |
Editor | : | Maymunah Nasution |
KOMENTAR