Dalam peristiwa berdarah ini, lima dari enam teroris berbadan kekar asal Iran ditembak mati, sementara seorang lainnya (wanita) berhasil meloloskan diri.
SAS yang turun dengan tim berjumlah 22 orang tak “kehilangan” seorang pun di antara mereka.
Meski begitu, mereka tak berhasil menyelamatkan dua orang dari 20 orang yang disandera.
Bagi masyarakat Indonesia, sepak terjang SAS yang perlu diketahui adalah ketika terjun di belantara Kalimantan pada 1963-66.
Menurut Craig Philip dan Alex Taylor dalam Inside The SAS (1992), keterlibatan SAS di wilayah ini adalah sebagai respon Inggris.
Khususnya terhadap ketidaksukaan Indonesia atas pembentukan Federasi Malaysia yang menurut Presiden Soekarno merupakan bentuk ancaman upaya kolonialisme gaya baru.
Masih menurut buku itu, sebagai manifestasi ketidaksukaan Presiden Soekarno, personel berkemampuan tinggi Indonesia kemudian melakukan penyusupan ke sejumlah wilayah di Serawak.
Mereka tak jarang terlibat kontak senjata dengan SAS. Lepas dari itu, operasi bersenjata yang dilakukan orang-orang Indonesia terbilang hebat.
Penulis | : | Khaerunisa |
Editor | : | Khaerunisa |
KOMENTAR