Setelah sarapan, Watson dan rekan-rekan perawatnya mendorong beberapa pasien ke teras lantai dua agar mereka bisa menonton pertandingan sepak bola yang akan segera dimulai.
"Saat kami berdiri di beranda sambil memandang ke lapangan, kami mendengar suara pelan pesawat datang di atas kepala," kenangnya.
Beberapa pasien melambai ke arah pesawat, percaya bahwa mereka adalah pesawat AS yang sedang latihan. Kemudian mereka menyerang.
“Mereka sangat rendah sehingga kami bisa melihat Matahari Terbit,” kenang Watson.
“Anda tahu gambar pilot Jepang dengan syal di leher dan ikat di dahi? Mereka begitu dekat sehingga Anda bisa melihatnya. "
Watson dan perawat lainnya membawa pasien kembali ke dalam bangsal.
"Saya mulai memotong beberapa orang dari traksi dan memindahkan mereka ke bawah tempat tidur mereka," katanya.
"Karena pemberondongan masih berlangsung, saya menumpuk kasur di sekitar mereka, lalu naik ke bawah tempat tidur bersama mereka."
Tak lama kemudian, korban pertama mulai berdatangan di rumah sakit, pria yang menderita berbagai luka yang mengerikan.
Penulis | : | K. Tatik Wardayati |
Editor | : | K. Tatik Wardayati |
KOMENTAR