Rumah jaga itu terbuat dari batu yang tahan pakai untuk melindungi penghuninya dari kemungkinan serangan dari luar, lapor Science News Journal .
Situs tersebut ditemukan, pada tahun 1934, oleh arkeolog Amerika Nelson Glueck, yang menyebut situs peleburan tembaga itu "Slaves 'Hill".
Nama "Bukit Budak" digunakan karena Glueck percaya bahwa situs tersebut memiliki semua tanda kamp budak Zaman Besi.
Indikator tersebut termasuk tungku api dan penghalang batu yang dirancang untuk mencegah kaburnya budak.
Pada 2014, teori ini didiskreditkan oleh Dr. Ben-Yosef dan rekan-rekannya.
Kelompok tersebut mengungkapkan bahwa pakaian yang diawetkan dengan sempurna dan pola makan para penambang menunjukkan peradaban hierarkis yang kompleks sebagai lawan dari masyarakat yang didukung oleh para budak dan tuan.
Dr. Ben-Yosef menyatakan bahwa meskipun akurasi historis dari catatan Perjanjian Lama dapat dipertanyakan, mereka tidak dapat lagi dibantah melalui penggunaan arkeologi dan penemuannya.
Penemuan ini sesuai dengan catatan Alkitab tentang pertempuran yang terjadi dengan masyarakat yang beradab dan terstruktur di selatan Laut Mati.
Ben-Yosef dan timnya akan terus meneliti dan menjelajahi daerah ini untuk menciptakan kembali ciri-ciri masyarakat terpencil ini dan cara masyarakatnya bekerja di tambang tembaga.
Ada potensi signifikan untuk penemuan yang lebih substansial di masa depan, karena metode penelitian abad ke-21 seperti residu kuno dan analisis DNA digabungkan dengan pengawetan unik bahan organik di Timna.
(*)
Source | : | The Vintage News |
Penulis | : | Muflika Nur Fuaddah |
Editor | : | Muflika Nur Fuaddah |
KOMENTAR