Kabar suplus perdagangan ini datang beberapa hari sebelum China mengumumkan angka produk domestik bruto (PDB) untuk akhir tahun 2020 yang kemungkinan menunjukkan hasil positif.
Analis memperkirakan, pertumbuhan ekonomi China akan meningkat lebih selama tiga bulan terakhir di 2020.
Analis yang disurvei oleh Reuters memperkirakan PDB China tumbuh 2,1% di tahun 2020.
"Karena China memainkan peran penting dalam banyak rantai pasokan dan tetap menjadi tempat yang secara fundamental sangat kompetitif untuk berproduksi, jauh lebih mudah diucapkan daripada dilakukan untuk 'memisahkan' darinya," kata Kuijs.
Namun, masa depan China bukannya tanpa tantangan.
Analis melihat, Presiden AS terpilih Joe Biden kemungkinan tidak akan membalikkan tekanan pada China setelah dia menjabat minggu depan.
"Pemerintah Biden akan mengambil pendekatan yang berbeda, kurang agresif dan lebih mantap ke China," kata Kuijs.
"Tapi secara politis tidak mungkin bagi Biden untuk menghapus tarif barang-barang China dalam waktu dekat."
Kamis kemarin Pentagon mengatakan "bertekad untuk menyoroti dan melawan strategi pengembangan fusi militer-sipil Republik Rakyat China" yang memungkinkannya mengakses teknologi kunci dan data keamanan.
Tindakan serupa telah AS lakukan terhadap perusahaan teknologi lain, termasuk Huawei dan raksasa chip SMIC, yang menghambat kemampuan mereka untuk mengimpor teknologi utama dan bersaing secara internasional.
Ingin mendapatkan informasi lebih lengkap tentang panduan gaya hidup sehat dan kualitas hidup yang lebih baik?
Langsung saja berlangganan Majalah Intisari. Tinggal klik di sini
Source | : | Kontan.co.id |
Penulis | : | Maymunah Nasution |
Editor | : | Maymunah Nasution |
KOMENTAR