Observatorium Suriah untuk Hak Asasi Manusia yang berbasis di Inggris, sebuah organisasi oposisi pro-Suriah, mengatakan bahwa serangan itu menghantam 18 fasilitas dan 57 pejuang tewas, setidaknya sembilan dari mereka tentara Suriah dan sisanya "pejuang milisi yang bersekutu dengan Iran" dari sebagai kebangsaan yang belum diketahui.
Meskipun outlet berita lain di Suriah melaporkan bahwa ada korban dalam serangan itu, angka-angka itu tidak dapat diverifikasi dan tidak dilaporkan oleh sumber resmi di Suriah.
Observatorium sendiri secara teratur dituduh oleh analis perang Suriah telah membengkaknya jumlah korban, serta menciptakannya secara grosir.
Organisasi tersebut mengatakan ini adalah serangan udara paling mematikan oleh Israel sejak Juni 2019, ketika militer Israel diduga melakukan serangan di daerah yang sama.
Daerah yang menjadi target sendiri dilaporkan telah berulang kali diserang oleh Israel dalam beberapa tahun terakhir.
(*)
Ingin mendapatkan informasi lebih lengkap tentang panduan gaya hidup sehat dan kualitas hidup yang lebih baik? Langsung saja berlangganan Majalah Intisari. Tinggal klik di https://www.gridstore.id/brand/detail/27/intisari
Penulis | : | Khaerunisa |
Editor | : | Khaerunisa |
KOMENTAR