CoronaVac sendiri adalah satu dari tiga vaksin COVID-19 eksperimental yang telah digunakan China untuk menyuntik ratusan ribu orang di bawah program penggunaan darurat.
Dua vaksin lain dalam program darurat China, keduanya dikembangkan oleh institut yang terkait dengan Sinopharm, dan vaksin lain dari CanSino Biologics 6185.HK, juga terbukti aman dan memicu respons kekebalan dalam uji coba tahap awal dan menengah, menurut dokumen peer-review.
Gang Zeng, seorang peneliti Sinovac yang terlibat dalam studi CoronaVac, mengatakan vaksin ini bisa menjadi pilihan yang menarik karena dapat disimpan pada suhu lemari es normal 2 hingga 8 derajat Celcius (36 ° -46 ° F) dan dapat tetap stabil hingga tiga tahun.
“(Ini) akan menawarkan beberapa keuntungan untuk distribusi ke daerah di mana akses ke pendinginan sulit,” kata penulis.
Sebaliknya, vaksin yang dikembangkan oleh Pfizer / BioNTech BNTX.O dan Moderna menggunakan teknologi baru yang disebut RNA utusan sintetis (mRNA) untuk mengaktifkan sistem kekebalan terhadap virus dan membutuhkan penyimpanan yang jauh lebih dingin.
Vaksin Pfizer harus disimpan dan diangkut pada -70C meskipun dapat disimpan di lemari es biasa hingga lima hari, atau hingga 15 hari dalam kotak pengiriman termal.
Kandidat Moderna diharapkan stabil pada suhu lemari es normal selama 30 hari, tetapi untuk penyimpanan hingga enam bulan perlu disimpan pada -20C.
(*)
Ingin mendapatkan informasi lebih lengkap tentang panduan gaya hidup sehat dan kualitas hidup yang lebih baik? Langsung saja berlangganan Majalah Intisari. Tinggal klik di https://www.gridstore.id/brand/detail/27/intisari
Penulis | : | Khaerunisa |
Editor | : | Khaerunisa |
KOMENTAR