Mengutip BBC, rencana militer yang diumumkan dalam salah satu peristiwa politik terbesar di Korea Utara dalam lima tahun terakhir mungkin terdengar mengancam.
Waktu yang disampaikan untuk pesan ini adalah saat Presiden terpilih AS Joe Biden bersiap untuk menjabat.
Kim, yang sekarang juga dipromosikan menjadi Sekretaris Jenderal (pangkat tertinggi dari Partai Pekerja yang berkuasa), sedang berjuang untuk didengar di kancah internasional.
Akan tetapi, jika pemerintahan AS yang baru memiliki harapan untuk mencegah ambisi nuklir Kim, mungkin sekarang adalah waktu yang tepat untuk mendengarkan.
"Pengumuman Kim tidak diragukan lagi dimaksudkan untuk menekan pemerintahan AS yang akan datang."
"Bahwa kegagalan untuk mengambil tindakan cepat akan mengakibatkan Korea Utara secara kualitatif meningkatkan kemampuannya dengan cara merusak kepentingan AS dan Korea Selatan," kata Ankit Panda, penulis buku Kim Jong- un dan the Bomb, seperti yang dikutip BBC.
Dia menambahkan bahwa pemerintahan Joe Biden harus menanggapi ini dengan serius.
Kim dan Donald Trump bertemu tiga kali.
Tetapi mereka gagal mencapai kesepakatan apa pun untuk mengakhiri program senjata nuklir Korea Utara atau sanksi ekonomi yang melumpuhkan yang saat ini diberlakukan terhadap Pyongyang oleh AS dan PBB.
Pertanyaan yang diajukan di semenanjung Korea adalah apakah Joe Biden dapat melakukan yang lebih baik, dan apakah dia harus menanggapi ancaman Kim dengan serius.
Penulis | : | Mentari DP |
Editor | : | Mentari DP |
KOMENTAR