Desember 2014 AirAsia Airbus A320-200 hancur setelah jatuh di Selat Karimata, membunuh 162 orang.
Kemudian 9 bulan kemudian, Agustus 2015, Trigana Air ATR 42-300 jatuh di Provinsi Papua, membunuh 54 orang.
Selanjutnya pada Oktober 2018 Lion Air Boeing 737 Max jatuh membunuh 189 orang.
Angka itu genap menjadi 700 korban dengan kecelakaan Sriwijaya Air kemarin.
Ahli penerbangan Australia, Geoffrey Thomas, mengatakan kepada wartawan BBC James Reynolds jika "perkembangannya tidak membaik:.
Ia menekankan mengapa Indonesia memiliki catatan aviasi yang bermasalah.
"Banyak landasan pacu tidak sesuai dengan standar internasional, tidak ada kelebhan, lebih pendek dari seharusnya dan tidak beralur, padahal itu penting karena di sana sering terjadi badai petir, dan alat bantu navigasi tidak sebaik saat Anda masuk misalnya Eropa. Namun ada masalah lain yang sebabkan Indonesia tidak memiliki catatan yang baik.
"Telah banyak terjadi kecelakaan karena adanya sejumlah maskapai biaya rendah di Indonesia, dan tentunya, batasnya sudah dipotong di masa lalu."
Penulis | : | Maymunah Nasution |
Editor | : | Maymunah Nasution |
KOMENTAR