Pada 13 Maret 1961 berdasarkan Surat Keputusan (SK) Komandan KKO AL
No.47/KP/KKO/1961 tanggal 13 Maret 1961, tentang pembentukan
KIPAM (Komando Intai Para Amfibi).
Tugas Yontaifib adalah untuk membina dan menyediakan kekuatan amfibi
maupun darat serta tugas operasi khusus dalam pelaksanaan operasi
amfibi dan satuan tugas TNI AL.
Memiliki semboyan "Maya Netra Yamadipati" yang bermakna bergerak
dengan cepat, rahasia dan mematikan dalam setiap pertempuran.
Yontaifib memakai baret ungu khas Marinir.
Namun, yang membedakan dengan Marinir pada umumnya adalah
penggunaan Brevet "Tri Media" di samping Pataka Korps Marinir.
Berawal dari Taifib, nantinya akan dipilih dan diseleksi beberapa orang
yang akan masuk ke dalam Denjaka bersama prajurit Kopaska.
3. Denjaka
Satuan ini berdiri pada 4 November 1982 dengan nama Pasukan Khusus
AL (Pasusla).
Awalnya, dibentuk untuk menanggulangi ancaman aspek laut seperti
terorisme, sabotase dan ancaman lain.
Perekrutan dari personel Batalyon Intai Amfibi (Yontaifib) dan Komando
Pasukan Katak (Kopaska) yang dilatih beberapa aspek laut.
Karena perkembangan pasukannya begitu mumpuni, pada 12 November
1984 terbentuk nama Detasemen Jala Mangkara (Denjaka).
Detasemen ini menjadi satuan antiteror di bawah komando pelaksana
Korps Marinir untuk melaksanakan operasi antisabotase, antiteror aspek
laut, Anti-bajak pesawat udara, perang kota/hutan/pantai/laut dan
inteligen.
Denjaka memiliki moto "Satya Wira Dharma".
Pasukan ini menggunakan Seragam warna hitam dan memakai baret ungu.
(*)
Ingin mendapatkan informasi lebih lengkap tentang panduan gaya hidup sehat dan kualitas hidup yang lebih baik?
Langsung saja berlangganan Majalah Intisari. Tinggal klik di sini
Penulis | : | Khaerunisa |
Editor | : | Khaerunisa |
KOMENTAR