Michael Ryan, direktur eksekutif program Gawat Darurat Kesehatan WHO, mengatakan di awal bulan ini jika Timor Leste pernah "bertumpu sepenuhnya pada PBB dan dukungan organisasi nirlaba.
"Sangat mengharukan jika negara yang masih rapuh dan masih berkembang untuk menjadi negara, masih memerlukan banyak dukungan eksternal, dapat mendemonstrasikan jika mereka dapat mengendalikan penyebaran penyakit seperti Covid-19," ujarnya.
Rupanya, di Bumi Lorosa'e, yang memiliki total populasi sebesar 1,2 juta, mereka tidak memiliki pilihan lain selain bertindak cepat.
Para ahli mengatakan Timor Leste tidak bisa menanggung kelumpuhan ekonomi dan kesehatan, dan akan kesulitan mengembalikan kondisi menjadi normal jika infeksi meningkat drastis.
Negara kecil itu hanya memiliki pendapatan per kapita sebesar 1.560,51 Dolar di tahun 2019, setara dengan 2,3 Miliar Rupiah, menurut data World Bank dan meskipun virusnya masih terkendali, ekonomi Timor Leste masih diperkirakan akan berkontraksi sampai 6,8% di tahun 2020.
Kontraksi ini menjadi penurunan terburuk sejak kemerdekaan mereka.
Awal tahun ini, Timor Leste tidak hanya menghadapi Covid-19 tapi juga krisis politik.
Timor Leste dulunya adalah koloni Portugis untuk berabad-abad lamanya sebelum Indonesia menyerang wilayah itu di tahun 1975.
Penulis | : | Maymunah Nasution |
Editor | : | Maymunah Nasution |
KOMENTAR