"Permintaan relatif kuat untuk baja, tapi ada banyak faktor lain yang berperan, termasuk inflasi harga aset," ujar Atilla Widnell, direktur manajer untuk jasa konsultan Navigate Commodities.
"Jika Anda memiliki tingkat suku bunga mendekati nol dan stimulus besar, ada banyak uang panas mencari aset untuk mengembalikan pertumbuhan yang signifikan.
"Kita sudah melihat ini di logam-logam lain, dan sekarang kita melihatnya di logam industri…yaitu melihat komoditas turunan baja sebagai pemain spekulatif dalam pertumbuhan ekonomi tahun depan."
Permintaan yang kuat dari China melawan suplai global yang terbatas akan menyebabkan harga bijih besi meningkat sampai 130 Dolar AS per ton, tapi spekulasi itu semakin menggoreng harga bijih besi dan meningkatkannya sampai harga tertingginya, 160 Dolar AS per ton.
Kemudian pada pertemuan pasar baja China 2021 di Shanghai akhir minggu ini, Luo Tiejun, wakil ketua dari CISA mengatkaan produksi baja China yang abnormal serta konsumsinya akan turun setelah pandemi lebih bisa dikendalikan.
CISA juga mendesak otoritas China untuk mempelajari lebih lanjut pada spekulasi pasar untuk bijih besi dan mempertimbangkan perubahan aturan pasar ekspor impor untuk menghindari distorsi.
Beberapa pakar juga yakin permintaan lebih mendasar akan dengan cepat memperbaiki harga bijih besi, lebih-lebih karena konstruksi properti dan infrastruktur di China melambat di tahun depan.
Ingin mendapatkan informasi lebih lengkap tentang panduan gaya hidup sehat dan kualitas hidup yang lebih baik?
Langsung saja berlangganan Majalah Intisari. Tinggal klik di sini
Penulis | : | Maymunah Nasution |
Editor | : | Maymunah Nasution |
KOMENTAR