Keberhasilan operasi ini terbilang rendah karena perlu sumber daya yang banyak dan pasukan Inggris terbilang terbatas, akhirnya Selandia Baru bersama Australia diminta Inggris untuk mengirimkan pasukan tempur ke Kalimantan untuk membantu mereka.
Awalnya, bantuan itu ditolak oleh Selandia Baru, yang sudah minder dahulu dengan pasukan Indonesia, Selandia Baru waktu itu tidak ingin merusak hubungan dengan Indonesia, yang sudah dianggap sebagai kekuatan kuat meskipun belum 20 tahun merdeka.
Indonesia sendiri tidak selalu mendapatkan kemenangan, sampai-sampai operasi militer diperluas oleh Soekarno sampai ke Semenanjung Malaya.
1 September, 98 pasukan terbang Indonesia didaratkan di sebelah utara Labis, wilayah Johor. Saat itu unit Persemakmuran yang ada adalah Batalion Pertama, RNZIR, yang kemudian mendapat restu Selandia Baru untuk digunakan untuk memburu pasukan Indonesia, yang dengan segera menyerah tanpa perjuangan.
Pasukan Selandia Baru ditambahkan dua bulan kemudian, gunanya untuk menangkap pasukan amfibi kecil yang mendarat di mulut Sungai Kesang di barat daya Johor.
Squadron RNZAF 14 yang terdiri dari 6 pengebom Canberra kemudian dikirim ke Singapura, dan tetap berjaga di sana sampai Konfrontasi berakhir.
Pasukan Selandia Baru ditambahkan beberapa kali setelah itu, karena pasukan Indonesia sulit dikalahkan.
Hingga akhirnya, Konfrontasi berakhir antiklimaks setelah pemberontakan G30S/PKI yang kemudian menjadikan Soeharto menjadi Presiden Indonesia selanjutnya.
Penulis | : | Maymunah Nasution |
Editor | : | Maymunah Nasution |
KOMENTAR