Namun Kim Jong-Un menjadi pemimpin yang jauh lebih brutal daripada ayahnya, ditandai dengan pembersihan publik yang tidak pernah dilakukan sejak konsolidasi kekuatan Kim Il Sung pada 1950-an sampai 1960-an.
Teknik kontrol yang berhasil setengah abad yang lalu mungkin tidak seefektif saat ini, karena informasi saat ini lebih sulit ditahan dan Korea Utara tidak memiliki perlindungan dari dua pendukung mereka, Uni Soviet dan China.
Korea Utara meskipun terisolasi sedang diawasi media global dan senantiasa terhubung secara internal lewat gawai komunikasi seperti ponsel.
Relatif dengan China, Korea Utara hidup dalam kondisi ekonomi yang buruk dan baik populasi masyarakat rendahan maupun elit sadar akan hal ini.
Cara penghapusan publik oleh Kim Jong-Un yang brutal mungkin bekerja di periode waktu yang pendek untuk memperkuat kepemimpinannya, tapi juga akan menjadi senjata makan tuan dengan konsekuensi mengerikan untuk masa depan rezim Korea Utara.
Bukan berarti Korea Utara akan lumpuh atau keluarga Kim tidak akan berkuasa lagi, tapi pergantian kekuasaan telah terbukti lebih brutal dan penuh masalah daripada pergantian kekuasaan sebelumnya.
Sistem suksesi yang diatur oleh Kim Il Sung tunjukkan tanda ketegangan serius.
Korea Selatan dan AS telah mempelajari mengenai keruntuhan rezim Korea Utara.
Penulis | : | Maymunah Nasution |
Editor | : | Maymunah Nasution |
KOMENTAR