Karena itu, penjarahan, pembantaian, dan penindasan menjadi hal biasa.
Hal itu sebenarnya juga dilakukan oleh Portugis di kawasan itu, namun dilupakan begitu saja.
Untuk mendominasi penduduk asli, Portugis mengadu raja lokal, atau liurai , melawan satu sama lain.
Akhirnya, peran liurai dikurangi menjadi hanya melayani pemerintahan kolonial.
Meskipun mereka dipilih oleh rakyat, tetapi menjadi telinga dan mata pemerintah kolonial, dan melindungi kepentingan ekonomi dan politiknya.
Misi peradaban jauh dari kenyataan, mengingat tujuan utamanya adalah memaksa penduduk setempat untuk bekerja lebih keras dalam kondisi yang mengutamakan pemerintahan kolonial dan beberapa raja dan kepala daerah.
Secara praktis, peradaban hanya menguntungkan para elit, hampir semua penduduk asli buta huruf, menggunakan jari tangan atau batu atau biji jagung untuk menghitung.
Mirip dengan kurikulum sekolah pada masa pendudukan Indonesia, sejarah yang diajarkan tidak menyisakan ruang untuk pandangan alternatif.
Geografi dan bahasa Portugis mendominasi. Setiap anak sekolah mempelajari kota dan sungai besar di Portugal.
Karena Timor juga dianggap sebagai bagian dari Portugal, anehnya, mereka diajari bahwa gunung tertinggi di Portugal adalah Gunung Ramelau yang ada di Timor Timur. (menjulang 3.000 meter di atas laut).
Source | : | New Mandala |
Penulis | : | Afif Khoirul M |
Editor | : | Afif Khoirul M |
KOMENTAR