Sementara itu, penasihat kebijakan Pertahanan utama di Canberra, Hugh White, berjuang untuk mendamaikan perubahan kebijakan yang terlibat dalam upaya menjaga hubungan yang stabil dan bersahabat dengan Indonesia.
Dalam menghadapi tanda-tanda tidak menyenangkan menjelang pemungutan suara 20 September dan setelahnya, ketika penjarahan dan pembakaran tersebar luas.
Hugh White adalah Wakil Sekretaris Strategi di Departemen Pertahanan pada saat krisis.
Ia menyaksikan banyak musyawarah pemerintah Australia di Canberra saat pasukan bersiap untuk campur tangan di Timor Leste
White berpendapat bahwa banyak orang dan organisasi berbagi tanggung jawab atas transisi Timor Leste menuju kemerdekaan, dan proporsi Australia 'sangat kecil'.
Tetapi tanpa pertanyaan, sementara White mungkin ada benarnya dalam berusaha untuk menempatkan peran Australia dalam konteks, kontribusi Australia tetap penting untuk hasilnya.
Presiden Timor Leste dan mantan Perdana Menteri Xanana Gusmao, memiliki pandangan berbeda tentang bagaimana intervensi itu berjalan dengan baik.
Baginya rekonsiliasi, menghormati mereka yang terhilang di masa lalu dan melihat masa depan dengan optimis adalah ciri khas dari pendekatannya. S
eperti Mandela dalam pengampunan dan kemurahan hatinya, sikap Gusmao yang luar biasa untuk mendorong rekonsiliasi adalah salah satu indikator harapan terbesar bagi bangsa muda Timor Timur.
Intinya, intervensi Timor Leste 1999 menyebabkan pergeseran persepsi tentang bagaimana Australia harus memandang dirinya sendiri dan apa yang dapat dan harus dilakukan untuk bertindak tegas di lingkungannya.
Untuk sebagian besar waktu sejak hari-hari penuh gejolak di bulan September 1999 itu, Angkatan Bersenjata Australia disibukkan oleh ancaman di Timur Tengah.
Tapi hari ini tantangan keamanan muncul banyak sekali di lingkungan Australia: dari sengketa teritorial di Laut Cina Selatan yang mengancam perang antara kekuatan besar.
Penulis | : | Afif Khoirul M |
Editor | : | Afif Khoirul M |
KOMENTAR