Setelah didepak dari tim pembentuk Badan Intelijen Timor Leste, Gilmore pergi dari Timor Leste.
Barulah empat tahun kemudian, ia kembali ke Timor Leste untuk urusan bisnis.
Ia yang telah meninggalkan dinas diplomatik, bertemu dengan Fernando yang masih berkontak dengannya.
Ketika itu, Fernando mengajak Gilmore ke markas barunya.
"Itu tampak seperti set film thriller mata-mata. Pintunya memiliki kode sandi digital. Kursi kulit mahal mengelilingi meja konferensi yang sangat besar. Dindingnya dilapisi dengan layar video dan citra satelit yang merinci status operasi saat ini," ungkapnya.
Gilmore kembali menemukan bahwa semua rencana pengawasan yang telah dibuatnya lenyap, tidak ada komite parlemen yang meninjau anggaran atau aktivitas badan tersebut.
"Badan tersebut telah menjadi jaringan mata-mata pribadi perdana menteri," katanya.
Penulis | : | Khaerunisa |
Editor | : | Khaerunisa |
KOMENTAR