Advertorial
Intisari-Online.com - Pada awal tahun 2020 ini, world war 3 atau perang dunia 3 sempat menjadi trending topic dunia.
Hal itu dikarenakan tewaskan salah satu top jenderal Iran akibat serangan udara yang diperintahkan Presiden AS Donald Trump.
Kematian salah satu jenderal utamanya membuat Iran marah besar.
Sejak itu, baik Iran dan AS saling melemparkan serangan verbal dan non-verbal.
Lalu pada bulan April 2020, China tiba-tiba mengklaim 80% wilayah Laut China Selatan sebagai miliknya.
Klaim seenaknya pemerintah China itu lantas memicu konflik di perairan itu.
Beberapa negara seperti Jepang, Filipina, dan Vietnam ikut siaga.
Pada Juni 2020, 20 tentara India dilaporkan tewas dalam aksi bentrokan tanpa senjata di wilayah perbatasan dengan sejumlah tentara China.
Bentrokan itu menjadi awal masalah dua negara yang saling menyerang.
Seolah belum selesai, dunia masih berjuang menghadapi pandemi virus corona (Covid-19) yang sudah hampir 11 bulan menyerang.
Akibatnya kini seluruh dunia tengah dilanda ketidakpastian dan kecemasan.
Karena pandemi virus corona dan krisis eknomi bisa saja corona dapat menyebabkan perang dunia lain.
Hal itu diungkapkan oleh Kepala Angkatan Bersenjata Inggris Nick Carter.
MelansirReuters, dalam sebuah wawancara yang ditayangkan bertepatan denganRemembrance Sunday,peringatan tahunan bagi mereka yang telah terbunuh dan terluka dalam konflik, Carter mengatakan peningkatan ketegangan regional dan kesalahan penilaian pada akhirnya dapat menyebabkan konflik yang meluas.
"Dinamika persaingan global juga merupakan ciri hidup kita."
"Saya pikir risiko nyata yang kita miliki dengan cukup banyak banyak konflik regional yang sedang terjadi saat ini."
"Apakah Anda bisa melihat eskalasi menyebabkan kesalahan perhitungan," kata Carter kepadaSky News.
Ditanya apakah itu berarti ada ancaman nyata akan terjadinya perang dunia yang lain, Carter menjawab: "Saya mengatakan itu risiko dan kita perlu menyadari risiko itu."
Carter, yang menjadi panglima militer Inggris pada 2018, mengatakan penting untuk mengingat mereka yang tewas dalam perang sebelumnya sebagai peringatan bagi mereka yang mungkin mengulangi kesalahan masa lalu.
"Jika Anda melupakan kengerian perang, maka risiko besar yang menurut saya adalah orang mungkin berpikir bahwa pergi berperang adalah hal yang wajar untuk dilakukan," katanya.
"Kita harus ingat bahwa sejarah mungkin tidak terulang tetapi memiliki ritme, dan jika Anda melihat kembali beberapa tahun terakhir."
"Saaya pikir tidak dapat disangkal bahwa ada eskalasi yang menyebabkan kesalahan perhitungan yang pada akhirnya menyebabkan perang dalam skala yang semoga tidak akan pernah kami lihat lagi."
(Barratut Taqiyyah Rafie)
(Artikel ini sudah tayang di kontan.co.id dengan judul "Risiko terjadinya Perang Dunia III semakin nyata")