Namun, kengerian Santa Cruz pada tahun 1991, ketika truk terlihat membuang mayat di laut, dianggap terlalu berlebihan.
AS memutuskan bahwa pelatihan tersebut, meski masih tersedia, harus dibayar oleh negara penerima, dengan kata lain bukan lagi bantuan militer.
Program terselubung tersebut kemudian menjadi sarana utama untuk melatih militer Indonesia tetap dengan biaya wajib pajak Amerika.
Dalam prospektus tak bertanggal, Pentagon mengatakan misi utamanya adalah untuk 'mengembangkan, mengatur, melengkapi, melatih, memberi nasehat dan mengarahkan militer pribumi'.
Baca Juga: Sejarah Timor Leste: Jadi Rebutan Portugal dan Belanda hingga Diinvasi Indonesia
Selain AS, Inggris juga disebut memberikan kontribusi yang signifikan terhadap pelatihan militer Indonesia.
The Observer telah menetapkan bahwa, sejak Mei 1997, 24 anggota senior pasukan Indonesia telah dilatih di perguruan tinggi militer Inggris.
Itu termasuk pelatihan dalam menjalankan unit militer secara efisien dan bagaimana menggunakan peralatan teknis seperti peluru kendali. Selain itu, 29 perwira Indonesia telah belajar di lembaga non-militer.
Penulis | : | Khaerunisa |
Editor | : | Khaerunisa |
KOMENTAR