Dia mengkritik China karena kerugian ekonomi dan menyebabkan Maladewa berhutang karena kesepakatan yang tidak adil itu.
"FTA dengan China tidak dapat diterima. Akan lebih baik jika Maladewa tidak menandatanganinya," katanya.
"Perjanjian ini mengizinkan barang-barang China untuk diimpor ke Maladewa tanpa dikenakan pajak," jelasnya.
"Sedangkan barang dari negara lain yang masuk ke Maladewa dikenakan pajak yang tinggi. Ini tidak adil dan dapat mempengaruhi hubungan kami dengan negara lain," papar Ismail di televisi nasional.
"Hubungan yang sangat kami bangun akan hancur jika kesepakatan perdagangan dengan China terus berlanjut," tambahnya.
"Kami akan tersesat bolak-balik. Singapura, Dubai dan India akan berpaling dari kami," kata Ismail lagi.
Pemerintah Maladewa percaya bahwa sektor perikanan menyumbang sebagian besar ekspor negara, tetapi tidak mendapat keuntungan dari FTA dengan China.
Source | : | 24h.com.vn |
Penulis | : | Afif Khoirul M |
Editor | : | Afif Khoirul M |
KOMENTAR