Negara itu sadar bahwa sistem kesehatan mereka rapuh, dan sangat tidak mendukung untuk melakukan perawatan jika banyak rakyatnya terinfeksi penyakit ini.
Timor Leste menagguhkan sekolah, dan kegiatan publik, dengan pengawasan berbasis web untuk melacak penyebaran Covid-19.
Meskipun memiliki salah satu tingkat stunting tertinggi di dunia, dan prevalensi penyalahgunaan tembakau dan penyakit tidak menular yang tinggi, seperti penyakit paru obstruktif kronis, strategi Covid-19 di negara itu tampaknya berhasil.
Dr Viegas juga memuji keberhasilan awal Timor Leste karena fakta bahwa pemerintah telah "bertindak begitu cepat".
Hasilnya pada 8 Juli negara itu sukses besar dakam 24 jam tidak melaporkan satu kasus terjadi di negaranya.
Petugas kesehatan dan petugas tanggap darurat di negara itu "dilatih dengan cepat" dalam manajemen kasus dan pengendalian infeksi.
Fasilitas karantina dengan cepat didirikan dan pengujian diperkenalkan, dengan laboratorium nasional di ibu kota, Dili, yang mampu melakukan ratusan tes sehari.
Tingkat tertinggi dari pemerintah Timor Leste, dan organisasi keagamaan negara yang mayoritas beragama Katolik, juga berkomitmen untuk mengendalikan penyakit tersebut.
Source | : | The Telegraph |
Penulis | : | Afif Khoirul M |
Editor | : | Afif Khoirul M |
KOMENTAR