Ia menyebut hal itu sebagai "serangan teroris Islam".
Macon kunjungi sekolah tempat guru tersebut mengajar, yaitu di kota Conflans-Saint-Honorine dan bertemu para staf setelah pembantaian tersebut.
Presiden ungkapkan jika "seluruh negara" siap membela para guru dan tindakan ekstrimis tidak akan menang.
"Salah satu guru kami dibunuh hari ini karena dia mengajarkan…kebebasan untuk percaya ataupun tidak percaya," ujar Macron.
Ia juga sebutkan serangan itu seharusnya tidak membagi Perancis, karena itu yang diinginkan oleh ekstrimis.
"Kita harus berdiri bersama sebagai rakyat Perancis," ujarnya.
Keempat penyerang telah ditangkap, salah satunya masih di bawah umur.
Perancis telah menghadapi gelombang kekerasan Islam sejak serangan teror tahun 2015.
Penulis | : | Maymunah Nasution |
Editor | : | Maymunah Nasution |
KOMENTAR