Ada lagi di Papua tepatnya di Jayapura, para pelanggar protokol diharuskan menggunakan rompi oranye dengan tulisan 'orang ceroboh' di rompi tersebut.
Tentu saja pemilihan warna oranye bukan tanpa alasan, yaitu mengingatkan rompi khusus untuk para koruptor yang ditangkap oleh KPK.
Ada lagi hukuman berupa menari dengan badut bagi para pelanggar protokol kesehatan, tepatnya di Pulang Pisau, Kalimantan Tengah.
Seberapa efektif?
Kini pertanyaan yang muncul adalah, apakah hukuman ini efektif?
Veronica Anastasia Melany Kaihatu, dosen psikologi sosial di Universitas Pembangunan Jaya, mengatakan mencoba menakuti warga dan mempermalukan mereka justru tidak akan mengedukasi warga atau meyakinkan publik mengenai bahaya Covid-19.
Warga hanya akan takut sementara waktu atau terkejut, tapi tidak akan mengubah perilaku mereka.
"Sayangnya, setelah mereka takut atau terkejut, dan pelanggar tersebut bisa berpikir logis, mereka akan melihat pengalaman itu sebagai cara dipermalukan oleh pemerintah," ujarnya.
Penulis | : | Maymunah Nasution |
Editor | : | Maymunah Nasution |
KOMENTAR