Sejak saat itu hingga di masa depan, peristiwa tersebut membuat Australia
kerap mengklaim dirinya 'pahlawan' bagi Timor Leste, membangun
hubungan dengan negara tetanggannya yang berbagi kekayaan minyak.
Karena berkat pasukannya itulah, kekacauan di Timor Leste dapat teratasi.
Tampil bak pahlawan ketika Timor Leste merdeka, rupanya jika menilik ke
belakang, justru Australia mendukung Indonesia menginvasi Timor Leste.
Melansir irishtimes.com (25/9/1999), meski mendapat kecaman berulang-ulang oleh Sidang Umum PBB, Jakarta lolos begitu saja menginvasi Timor Leste.
Alasannya yaitu bahwa tidak seorang pun yang penting bersedia untuk
melawan persamaan yang berlaku pada Perang Dingin: Indonesia, seperti
yang dilihat oleh Barat, adalah benteng melawan penyebaran komunisme.
Tidak peduli pelanggaran hak asasi manusia apa pun yang dilakukan oleh
rezim yang didominasi militer di Jakarta, merugikan orang-orang Timor
Timur kala itu.
Realitas tersebut terungkap dalam dokumen rahasia internal berlatar
belakang PBB berbunyi: “... dengan Vietnam yang masih segar di benak
mereka, negara-negara Barat, terutama AS, mendukung aksi Indonesia,”.
Dikutip dari Irish Times, logika Perang Dingin berarti bahwa baik AS
maupun Australia lebih dari sekadar menyetujui invasi Indonesia tahun
1975 - mereka secara efektif memberikan lampu hijau.
Penulis | : | Khaerunisa |
Editor | : | Khaerunisa |
KOMENTAR