Armenia kemudian memenangkan perang melawan Azerbaijan ketika gencatan senjata disepakati.
Akibatnya ratusan ribu warga Azerbaijan terusir dari Karabakh dan tujuh wilayah lain di Azerbaijan yang diduduki Armenia.
Oleh karena itu juga, warga etnis Armenia saat ini mendominasi populasi penduduk di Nagorno-Karabakh.
Status quo tersebut, pendudukan tanpa deklarasi kemerdekaan, didukung oleh pemerintah Yerevan hingga kini.
“Posisi Armenia dan Azerbaijan sudah sedemikian membatu, dunia internasional tidak memiliki pengaruh apapun terhadap kedua negara,” kata Nicu Popescu, Direktur Program Eropa Luas di Dewan Eropa untuk Kebijakan Luar Negeri.
Dia meyakini skenario paling realistis saat ini adalah eskalasi perang yang akan “mengiris” wilayah Karabakh.
“Kita harus kembali ke sana,” kata Presiden Aliyev, akhir pekan silam, dan menyebut wilayah pegunungan itu sebagai “rumah kita.”
Agustus silam, saat PM Pashinyan mengunjungi Karabakh, dia untuk pertama kalinya menyerukan penyatuan dengan Armenia.
Baca Juga: Ikut Wamil Lawan Azerbaijan, Atlet Kebanggaan Armenia Ini Tewas Mengenaskan di Nagorno-Karabakh
Penulis | : | Muflika Nur Fuaddah |
Editor | : | Muflika Nur Fuaddah |
KOMENTAR