Kegagalan untuk mengeluarkan anggaran nasional juga menjatuhkan pemerintahan pada tahun 2018, dan setelah Januari Ruak tampaknya akan keluar. Bulan berikutnya, Gusmao mengatakan dia memiliki koalisi enam partai baru dengan mayoritas parlemen yang siap untuk membentuk pemerintahan, dengan Gusmao akan menjadi PM baru.
Namun, langkah Gusmao menjadi bumerang. Ruak malah berpegang teguh dan mengumumkan rencananya sendiri untuk pemerintahan koalisi alternatif pada bulan Mei, dengan banyak partai yang dianggap Gusmao telah bersatu di sisinya dengan penambahan Fretilin, partai terbesar di parlemen.
Pemerintahan koalisi baru ini sudah ada pada bulan Juni, meninggalkan Gusmao dalam keadaan panas dan kering.
Saat tidak menjabat, Gusmao juga mengundurkan diri sebagai kepala negosiator ladang gas Greater Sunrise.
Mengikuti dia keluar pada bulan Juli adalah Francisco Monteiro, CEO perusahaan minyak negara TimorGap dan sekutu Gusmao.
Penulis | : | Muflika Nur Fuaddah |
Editor | : | Muflika Nur Fuaddah |
KOMENTAR