Anggota kelompok seni bela diri tersebut secara luas diyakini terlibat dalam kekerasan dan mereka memiliki citra yang buruk di masyarakat.
Korka dengan lebih dari 20.000 anggotanya secara konsisten dituduh memprovokasi dan melakukan kekerasan, terutama membakar 50 rumah di Ainaro pada Agustus 2004.
Pada 2017, Korka secara resmi berafiliasi dengan partai politik Khunto (Kmanek Haburas Unidade Nasional Timor Oan), yang kini menjadi bagian dari koalisi Alliance for Progress and Change pemerintah.
Sementara itu, PSHT (Persaudaraan Setia Hati Terate) diduga erat kaitannya dengan kekerasan.
Meskipun PSHT di Timor-Leste mengklaim sebagai cabang independen Indonesia, polisi perbatasan telah menahan ratusan pengikut PSHT yang bepergian ke Atambua di Indonesia untuk upacara wisuda.
Meski tidak berafiliasi secara resmi, PSHT secara luas dianggap dekat dengan Kongres Nasional untuk Rekonstruksi Timor (CNRT) dan partai politik Partai Pembebasan Rakyat (PLP).
Anggota diyakini menggunakan organisasi tersebut untuk menyelesaikan perselisihan keluarga dan komunal.
Pada 2013, pemerintah mengeluarkan resolusi untuk menghentikan kegiatan klub seni bela diri di Timor-Leste menyusul berbagai insiden kekerasan dan pembunuhan yang melibatkan anggotanya.
Penulis | : | Khaerunisa |
Editor | : | Khaerunisa |
KOMENTAR