Selain itu pembantaian besar-besaran Indonesia pada anggota PKI ternyata juga terendus oleh Israel yang bahkan mengetahui lebih jauh detailnya.
Melansir +972 Magazine, Kementerian Luar Negeri Israel pernah membongkar segel dokumen, yang memberikan informasi berhubungan dengan Indonesia selama tahun 1950-an.
Dokumen-dokumen tersebut mengungkapkan bahwa meskipun terdapat pesan-pesan yang bertentangan dari pemerintah Indonesia.
Israel melihat Sukarno sebagai penghambat utama untuk membangun hubungan kedua negara, mengadopsi pandangan dunia AS tentang Perang Dingin dan pemerintahan Sukarno, dan berharap itu akan disingkirkan.
Mulai pertengahan tahun 1950-an, Israel dan Indonesia melakukan interaksi informal tentang pertahanan dan keamanan, tetapi tidak menjadi hubungan diplomatik formal.
Indonesia menyetujui tekanan Arab dengan mengecualikan Israel dari Konferensi Bandung April 1955, di mana Persatuan Negara-negara Non-Blok didirikan.
Soekarno saat itu sedang memerangi kelompok pemberontak di berbagai pulau di Indonesia, beberapa di antaranya didukung oleh Amerika Serikat sebagai alat untuk melemahkan pemerintahannya.
Wakil kepala kedutaan besar Israel di Den Haag menulis laporan tentang pertemuan 12 Desember 1957 dengan direktur Bagian Politik di kementerian luar negeri Belanda.
Menurut laporan itu, staf Kementerian Luar Negeri Belanda mengatakan bahwa sebagian besar kelompok pemberontak di Indonesia adalah anti-komunis, dan jika komunis terus mendapatkan pengaruh di pulau tengah Jawa atau di Jakarta, pemberontakan terhadap Sukarno akan tumbuh.
Laporan tersebut diakhiri dengan pengamatan bahwa penulis mendapat kesan bahwa pemerintah Belanda tidak akan kecewa melihat pemberontakan menyebar di pulau-pulau di Indonesia.
Source | : | +972 MAGAZINE |
Penulis | : | Afif Khoirul M |
Editor | : | Afif Khoirul M |
KOMENTAR